Bengkulu aktualklick.com Ketua Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia-Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PDF SPTI-K.SPSI) Provinsi Bengkulu menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi buruh pelabuhan yang dinilai kurang mendapatkan perhatian, khususnya dari pihak Pelindo.
Dalam pernyataannya, ia menyoroti minimnya tanggapan dari Pelindo terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi para pekerja. “Sangat miris melihat kondisi ini. Seharusnya ada kepedulian, terutama dari Pelindo, karena ini menyangkut nasib ribuan pekerja di pelabuhan. Mereka menggantungkan hidupnya di sini. Kalau aktivitas pelabuhan terganggu, dari mana mereka akan makan?” ujarnya.
Salah satu isu utama yang disorot adalah permasalahan pembuangan pasir yang hingga kini belum terselesaikan. Ia mempertanyakan mengapa masalah ini baru diangkat setelah situasinya semakin parah. “Kalau memang ini masalah dumping, kenapa baru sekarang dibuka? Seharusnya dari awal sudah ada tindakan tegas,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap potensi tindak pidana yang bisa muncul akibat kondisi kerja yang tidak memadai. Menurutnya, lingkungan pelabuhan memiliki risiko tinggi, dan tanpa perhatian serius dari pihak terkait, bisa berdampak buruk bagi para pekerja.
Menanggapi situasi ini, pihaknya bersama SPSI sedang mempertimbangkan untuk melakukan aksi mogok kerja secara total jika tidak ada respon cepat dari Pelindo. “Kalau tidak ada inisiatif dari pemerintah atau Pelindo, kami sepakat akan melakukan mogok kerja total. Semua aktivitas di pelabuhan akan kami hentikan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa aksi ini bukan semata-mata untuk kepentingan serikat, melainkan demi perlindungan sosial dan keberlangsungan hidup para buruh. “Jangan hanya bicara soal keuntungan ekonomi saja. Pikirkan juga dampaknya terhadap sosial masyarakat, terutama pekerja pelabuhan. Mereka bukan hanya dibutuhkan saat ada proyek besar atau saat hari libur saja,” katanya.
Salah satu kasus nyata yang diungkap adalah keluhan pekerja dari Enggano yang mengaku tidak bisa bekerja akibat ketidakjelasan sistem dan minimnya dukungan.
Melalui pernyataan ini, ia berharap Pelindo dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret agar nasib buruh pelabuhan tidak terus-menerus diabaikan.
Pewarta: Rina Juniati S.I.Kom
Editing: januar