Bengkulu akrualklicl.com Polemik Festival Tabut Bengkulu tahun 2025 menyoroti ketegangan antara Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) dan Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu di bawah kepemimpinan Gubernur Helmi Hasan. KKT merasa terpinggirkan dalam pelaksanaan festival yang biasanya mereka jalankan bersama Pemda.Minggu 6/7/2025.
Achmad Syiafril Selaku Ketua KKT Provinsi Bengkulu Menyampaikan Permasalah Utama yaitu, Penentuan Lokasi dan Konsep, Kami Tidak Pernah Diajak Untuk Diskusi, Pemda dianggap berjalan sepihak dalam menentukan konsep dan lokasi Festival Tabut 2025 di kawasan Sport Center tanpa melibatkan KKT sebagai pewaris sah tradisi tersebut.
Kurangnya Keterlibatan KKTatau KKT tidak dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan oleh Pemda, sehingga mereka memilih menyelenggarakan kegiatan Tabut secara mandiri dengan biaya sendiri.
Kami merasa Terpinggirkan KKT merasa seperti “tamu di acara sendiri” dan Pemda dianggap menjadi “pesaing” bukan mitra.
Masyarakat mempertanyakan penggunaan anggaran untuk event nasional Festival Tabut dan mengapa KKT tidak mendapat dukungan.
Harapan Masyarakat Pemerintah Harus Transparansi, Anggaran Pemerintah daerah diharapkan memberikan klarifikasi terkait pengelolaan anggaran Festival Tabut untuk menghindari kecurigaan dan perpecahan dalam pelestarian budaya Bengkulu.” Tegas Achmad Syiafril”.(**)