Alaku
Alaku

Anggota Dewan Kota Bengkulu,Edi Hariyanto, S.P., M.M.Terinspirasi dari kemegahan dan daya tarik spiritual Candi Borobudur di Jawa Tengah,

Jawa Tengah aktualklick.com Terinspirasi dari kemegahan dan daya tarik spiritual Candi Borobudur di Jawa Tengah, Anggota Dewan Kota Bengkulu,Edi Hariyanto, S.P., M.M. mengusulkan pengembangan pariwisata daerah dengan pendekatan serupa, yaitu menggabungkan unsur sejarah, budaya, dan spiritualitas lokal. Konsep ini diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke Bengkulu. Saat Menjalankan Tugas Di Jawah Tengah Muncul Ide dan gagasan.

“Mengambil inspirasi dari wisata Candi Borobudur, kita bisa menerapkan konsep wisata yang mengedepankan karakter dan kekayaan budaya lokal Bengkulu. Daerah ini juga memiliki daya tarik historis dan spiritual yang tak kalah menarik,” ujar Edi Hariyanto, saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Sabtu (26/4).

Alaku

Ia menambahkan, konsep wisata berbasis heritage dan spiritualitas bisa dikembangkan melalui berbagai pendekatan, seperti napak tilas sejarah peninggalan kolonial dan kerajaan, pemanfaatan keindahan alam untuk meditasi dan yoga, hingga pelestarian dan pengenalan situs-situs megalitik.

“Bengkulu punya banyak potensi. Kita bisa kembangkan wisata sejarah seperti Benteng Marlborough, Rumah Pengasingan Soekarno, dan situs-situs peninggalan kolonial lainnya,” jelasnya.

Selain itu, menurutnya, lokasi-lokasi alami seperti Danau Dendam Tak Sudah, Bukit Kandis, dan Pantai Panjang juga bisa dijadikan pusat meditasi dan kegiatan yoga. Kegiatan ini dapat dipadukan dengan nuansa budaya lokal seperti Rejang, Serawai, dan Melayu Bengkulu untuk menciptakan pengalaman yang unik bagi wisatawan.

Festival-festival adat seperti Tabot dan tarian-tarian tradisional juga dinilai memiliki daya tarik besar jika dikemas secara menarik di ruang terbuka. “Misalnya diadakan di pelataran Lapangan Merdeka depan Gedung Daerah, dengan penataan yang baik bisa jadi magnet wisata tahunan,” tambahnya.

Tak kalah penting, Bengkulu juga memiliki kekayaan situs megalitik yang tersebar di beberapa kabupaten seperti Kepahiang, Lebong, dan Rejang Lebong. Situs ini meliputi kubur batu, batu tegak (menhir), dolmen (meja batu), hingga batu dakon. Situs-situs ini diyakini merupakan peninggalan masyarakat prasejarah dan memiliki nilai sejarah serta spiritual yang tinggi.

“Batu-batu itu dulunya digunakan sebagai makam nenek moyang, tempat pemujaan roh leluhur, hingga simbol status sosial. Ini sangat menarik untuk dijadikan destinasi wisata cagar budaya,” ungkapnya.

Untuk menarik minat generasi muda, ia juga mengusulkan pembangunan wisata edukatif dengan menampilkan replika atau versi mini situs bersejarah seperti Tugu Thomas Parr, Benteng Marlborough, dan Rumah Pengasingan Bung Karno.

Lebih jauh lagi, pengembangan wisata religi juga diusulkan, seperti ziarah ke makam tokoh-tokoh besar seperti Makam Setot Alibasah dan Putri Gading Cempaka, yang dapat dikombinasikan dengan city tour ke kawasan Danau Dendam Tak Sudah dan Benteng Marlborough.

“Jadi, banyak hal yang bisa kita tiru dan kembangkan dari konsep wisata Borobudur untuk menjadikan Bengkulu sebagai destinasi unggulan nasional bahkan internasional,” pungkasnya.(**)

Alaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *